JAKARTA - Pemerintah tidak boleh mengabaikan berbagai
fakta sosial di tengah-tengah masyarakat. Maraknya aksi kriminalitas
seperti perampokan dan pembunuhan. Hingga peristiwa mengenaskan seperti
bunuh diri karena kesulitan ekonomi.
"Terjadinya aksi bakar diri di depan Istana negara adalah peringatan
serius kepada presiden SBY-Boediono dan jajaran pemerintahannya, bahwa
kemiskinan yang semakin meluas telah berada pada tahap mengkhawatirkan
di level masyarakat, seperti bertindak nekad karena kehilangan harapan
hidup," ujar Ketua DPN Repdem, Masinton Pasaribu, Kamis (08/12/2011).
Masinton menandaskan, laporan pemerintah menurunnya kemiskinan
berbanding terbalik dengan kenyataan dan harapannya rakyat. Ini, katanya
lagi, disebabkan karena pemerintahan SBY-Boediono dengan
menteri-menterinya terlalu mementingkan pencitraan semu.
Kerap kedepankan kebohongan kepada rakyat ketimbang melakukan
kerja-kerja kongkrit dan nyata untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Dan meluasnya kemiskinan dan mengguritanya praktek korupsi di tubuh pemerintahan SBY-Boediono.
"Serta pemberantasan korupsi tebang pilih yang tidak menyentuh
kasus-kasus korupsi besar yang melibatkan lingkar kekuasaan seperti
kasus bail out bank century, kasus pengadaan gerbong kereta api, kasus
Hambalang dan suap sesmenpora yang melibatkan pengurus partainya SBY,
Belum lagi kasus mafia pajak, dan lain-lain yang melahirkan frustrasi
dan ketidak percayaan rakyat kepada pemerintahan SBY-Boediono," tandas
Masinton Pasaribu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar